Berkuasa?? Ah, masa??

Apakah anda ingin berhubungan dengan militer?

Kalo pertanyaan itu dilayangkan ke aku, jawabannya: TIDAK!

Kenapa?

Pada dasarnya memiliki kekuatan militer itu baik, tetapi bila kekuatan itu disalahgunakan gimana dunk?

Contoh kecilnya aja kemarin ada saudara cowoku yang mau ngedahuluin ibu-ibu pengendara sepeda motor yang sedang ngobrol di jalan dengan posisi dua motor sejajar. Ga sengaja saudara nyenggol motor ibu itu ampe jatuh dua-duanya. Sang ibu menelpon suaminya lalu suami pun datang dan tanpa babibu langsung menghantam wajah dan menginjak pinggang saudara. Usut punya usut ternya ibu tadi adalah istri dari salah satu anggota militer di Indonesia. Bayangkan seorang militer yang memang udah dibekali fisik yang terlatih berhadapan dengan warga sipil yang tidak pernah berhubungan dengan fisik. Jelaslah yang hidup di dunia kemiliteran yang menang.

Tapi ada satu hal yang ga boleh dilupakan disini. Siapapun anggota militer yang melakukan tindakan fisik tanpa ada alasan militer ke warga sipil pasti akan ndapetin sanksi. Langsung deh anggota militer itu mengajukan damai ke warga sipil, dengan alasan kalo tindakan tersebut sampai ke telinga atasan, urusan akan menjadi panjang.

Heran deh aku, orang yang tadinya kemakan emosi ampe ngehantam orang bisa berubah 180derajat hanya dalam beberapa waktu. Kenapa dia tidak mempertanggungjawabkan tindakannya tersebut? Kenapa dia harus takut dengan sanksi yang akan dia terima? Kenapa dia lari? Kenapa dia di depan warga sipil bisa ngerasa dia yang paling berkuasa seakan ingin teriak “hei, lihatlah aku! Seorang anggota militer yang patut di ‘pandang’!”. Kenapa anggota militer yang melakukan tindakan fisik kebanyakan anggota yang masih “dibawah”? Apakah mereka ga dibekali oleh peraturan-peraturan yang benar-benar menancap di kepalanya?

Wahai para anggota militer yang membaca ini, ini merupakan kritikan bagi kalian, cobalah kalian hormati dan dalamilah arti kata ‘DAMAI’!!